Agenda pembangunan kesehatan
tahun 2015-2019 adalah mewujudkan akses dan dan mutu pelayanan kesehatan yang
semakin mantap, yang berarti bahwa setiap orang mendapatkan pelayanan kesehatan
sesuai kebutuhan, ditempat pelayanan kesehatan yang terstandar, dilayani tenaga
kesehatan yang kompenten, menggunakan standar pelayanan, dengan biaya yang
terjangkau serta mendapatkan informasi yang adekuat atas kebutuhan pelayanan
kesehatannya.
Demikian sambutan Menteri
Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Farid Djuwita Moeloek, SpM(K) dalam acara
upacara Hari Kesehatan Nasional ke-50 di lapangan silang Monas, Jakarta.
Pada acara tersebut diikuti oleh
mantan Menkes RI, Dr. dr. Siti Fadila Supari, Sp.JP(K), Ketua BPJS, DR. dr.
Fachmi Idris, M.Kes, Ketua Umum KOWANI, DR. Dewi Motik Pramono, M.Si, pejabat
Eselon 1 dan 2, serta para pegawai di seluruh Kemenkes RI. Inspektorat
Jenderal pada tahun ini terpilih sebagai koordinator dalam Upacara Hari
Kesehatan Nasional ke-50. Tema yang dipilih untuk menjadi tema HKN periode emas
adalah "Indonesia Cinta Sehat" dengan sub tema "Sehat Bangsaku,
Sehat Negeriku". Tema tersebut dipilih karena Kemenkes ingin menjadikan
budaya hidup sehat adalah bagian keseharian hidup bangsa dan diharapkan dapat
menjadikan masyarakat Indonesia yang bermartabat.
"Peringatan Hari Kesehatan
Nasional periode emas ini sungguh sebuah momentum yang harus kita
manfaatkan untuk meningkatkan tekad dan semangat kita semua, untuk lebih
memberi makna pada masyarakat akan pentingnya kesehatan", tutur Menkes.
Demi mewujudkan visi dari
pemerintah dalam kurun waktu 2014-2019 sejalan dengan tema Hari Kesehatan
Nasional, Menkes meminta beberapa hal yang harus diperhatikan adalah:
Pembangunan
kesehatan merupakan investasi negara, khususnya dalam menopang peningkatan
indeks pembangunan manusia, bersama dengan pendidikan dan pendapatan perkapita.
Untuk itu sebagai investasi, orientasi pembangunan kesehatan harus lebih
didorong kepada aspek-aspek promotif dan preventif tanpa melupakan aspek
kuratif rehabilitasi.
Pendekatan
sasaran pokok pembangunan kesehatan adalah ibu hamil, bayi dan balita, anak
usia sekolah dan remaja, pasangan usia subur serta usia lanjut khususnya di
daerah populasi tinggi, terpencil, perbatasan, kepulauan dan rawan bencana.
Diperlukan
pelibatan aktif dari akademisi, komunitas, pelaku usaha dan pemerintah sebagai
satu kesatuan team work sebagai bentuk tanggung jawab bersama akan
masa depan bangsa, khususnya kualitas sumberdaya manusia yang harus mampu
bersaing dengan bangsa atau negara lain.
Pola
kepemimpinan perlu berubah dari pasif menjadi aktif merespon dan mengantisipasi
persoalan yang ada; dari yang sifatnya directive menjadi colaborative;
dari yang sifatnya individualism menjadi team work, dan dari yang
sifatnya serve menjadi care.
Tata
kelola program dan administrasi terus menerus kita tingkatkan kearah yang lebih
baik, melalui sinergitas antara pusat dan daerah, satu kesatuan siklus
manajemen yakni perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi
sampai pada pertanggungjawaban serta pengadministrasiannya.
" Saya percaya bahwa apabila
dilakukan dengan sungguh-sungguh maka kita akan mampu mencapai hasil yang baik
dalam kurun waktu 5 tahun" tutup Menkes.
Referensi by: http://www.itjen.depkes.go.id/berita/read/150/0/SEHAT-BANGSAKU-SEHAT-NEGERIKU
ConversionConversion EmoticonEmoticon