!...Just click for join my Pinterest

 Link Collider - Best SEO Booster

Ini Bukan Spam, Silahkan Klik untuk Info Selengkapnya




Welcome to Nursingscience-2008.blogspot.com

PERILAKU MANUSIA

PERILAKU MANUSIA SECARA HISTORIS

Menurut pendapat para ahli psikologi modern bahwa manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan, selain dipandang sebagai makhluk biologis, juga makhluk unik yang berbeda dengan makhluk hidup lainnya di muka bumi. Manusia adalah subjek sekaligus objek, serta makhluk individual sekaligus sosial. Manusia pada umumnya tidak bersifat pasif, yaitu menerima keadaan dan tunduk kepada suratan tangan atau kodrat-Nya, tetapi secara sadar dan aktif menjadikan dirinya sesuatu. Proses perkembangan perilaku manusia sebagian ditentukan oleh kehendaknya sendiri, dan sebagian bergantung pada alam, sedangkan makhluk lain sepenuhnya bergantung pada alam. Ciri khas manusia adalah memiliki kebutuhan yang secara terus-menerus untuk dipenuhinya. Manusia dibekali cipta (cognitive), rasa (affective) dan karsa (psychomotor), serta dapat mengatur dunia untuk kepentingan hidupnya sehingga timbulah kebudayaan dengan segala macam corak dan bentuknya, yang membedakan dengan makhluk hidup lainnya di muka bumi. .
Demikian juga individu yang bekerja, berorientasi untuk menghasilkan sesuatu.
Contoh:
o   Seorang mahasiswa yang sedang giat-giatnya belajar untuk menghadapi ujian semester, pada malam hari perlu tidur agar besok paginya badan terasa segar dan mampu mengerjakan soal dengan baik.
o   Seorang pegawai/pekerja yang seharian bekerja perlu beristirahat dan perlu berekreasi. Perilaku itu sebenamya berorientasi pada tugas dan harus dipenuhi agar ia dapat menghimpun tenaga atau energi kembali sehingga dapat bekerja dengan semangat.

Usaha dan perjuangan
Usaha dan perjuangan pada manusia telah dipilih dan ditentukan sendiri, serta tidak akan memperjuangkan sesuatu yang memang tidak ingin diperjuangkan. Iadi, sebenamya manusia memiliki cita-cita (aspiration) yang ingin diperjuangkannya, sedangkan hewan hanya berjuang untuk mendapatkan sesuatu yang sudah tersedia di alam.
Contoh: -
Seorang mahasiswa yang akan pergi kuliah ke kampus dengan bus. Calon penumpang pada saat jam-jam pagi sangat banyak sehingga tiap orang harus berusaha dengan susah payah untuk dapat naik bus. Walaupun banyak bus yang tersedia, mahasiswa tersebut hanya akan berusaha naik bus ke jurusan kampus tempat ia kuliah, sedangkan bus-bus ke jurusan lainnya akan dibiarkan saja, walaupun bus tersebut penumpangnya tidak sepenuh bus yang akan ditumpanginya.
Tiap-tiap indiviclu manusia adalah unik
Unik di sini mengandung arti bahwa manusia yang satu berbeda dengan manusia yang lain dan tidak ada dua manusia yang sama persis di muka bumi ini, walaupun ia dilahirkan kembar. Manusia mempunyai ciri-ciri, sifat, watak, tabiat, kepribadian, motivasi tersendiri yang membedakannya dari manusia lainnya. Perbedaan pengalaman yang dialami individu pada masa silam dan cita-citanya kelak dikemudian hari, menentukan perilaku individu di masa kini yang berbeda-beda pula.
Tiga kelompok ras terbesar, yaitu:
  • Ras kulit putih atau ras Kaukasia—Ciri-ciri fisik: wama kulit putih, bermata biru, berambut pirang. Perilaku yang dominan: terbuka, senang akan kemajuan, dan menjunjung tinggi hak asasi manusia.
  • Ras kulit hitam atau ras Negroid—Ciri-cirifisik: berkulit hitam, berambut keriting, dan bermata hitam. Perilaku yang dominan: tabiatnya keras, tahan menderita, dan menonjol dalam kegiatan olah raga keras.
  • Ras kulit kuning atau ras M0ngoloid—Ciri-ciri fisik: berkulit kuning, berambut lurus, dan bermata coklat. Perilaku yang dominan keramah tamahan, suka bergotong royong, tertutup, dan senang dengan upacara ritual. Ienis kelamin, perbedaan perilaku pria dan wanita dapat dilihat dari cara berpakaian dan melakukan pekerjaan sehari-hari.

Pria berperilaku atas dasar pertimbangan rasional atau akal, sedangkan wanita atas dasar pertimbangan emosional atau perasaan. Perilaku pada pria‘ disebut maskulin, sedangkan perilaku wanita disebut feminin.

Sifat fisik, kalau kita amati perilaku individu akan berbeda-beda karena sifat fisiknya, misalnya perilaku individu yang pendek dan gemuk berbeda dengan individu yang memiliki fisik tinggi kurus.
Contoh dari tipologi Kretchmer:
·     Orang tipe piknis atau stenis dengan ciri fisik badan agak pendek, perut membesar, bahu tidak lebar, leher pendek dan bulat, wajah bundar, banyak lemak, dan lengan kaki agak lemah. Ciri—ciri perilaku bertipe Cyclothym, yaitu: mudah bergaul, humoris, ramah, banyak teman, mudah menyesuaikan diri dengan orang lain, mudah turut merasa akan suka dan duka, dan berjiwa terbuka.
·     Tipe atletis dengan ciri fisik tulang dan otot kuat, badan kokoh dan tegap, dada, panggul, tengkorak dan bahu kuat, tubuh tinggi. Ciri perilaku bertipe Schizothym, yaitu: sulit kontak dengan dunia sekitar, suka menyendiri, menutup diri, dan sedikit bicara.
 
Faktor-faktor lain
  • Susunan saraf pusat memegang peranan penting karena merupakan sarana untuk memindahkan energi yang berasal dari stimulus melalui neuron ke simpul saraf tepi yang seterusnya akan berubah menjadi perilaku. Impuls-impuls saraf indra pendengaran, penglihatan, pembau, pengecap, dan peraba, yang disalurkan dari tempat masuknya stimulus melalui impuls-impuls saraf ke susman saraf pusat, yaitu otak dan setelah disadari melalui persepsi maka individu akan berperilaku.
  • Persepsi merupakan proses diterimanya rangsang melalui pancaindra, yang didahului oleh perhatian (attention) sehingga individu sadar tentang sesuatu yang ada di dalam maupun di luar dirinya. Melalui persepsi dapat diketahui perubahan perilaku seseorang. Setiap individu kadang-kadang memiliki persepsi yang berbeda walaupun mengamati objek yang sama.
  • Emosi, Maramis (1999) menyebutkan bahwa emosi adalah ”Manifestasi perasaan atau afek keluar disertai banyak komponen fisiologik, dan biasanya berlangsung tidak lama". Perilaku individu dapat dipengaruhi emosi. Aspek psikologis yang memengaruhi emosi berhubungan erat dengan keadaan jasmani. Perilaku individu yang sedang marah, kelihatan mukanya merah.
  • Proses belajar : Proses belajar adalah bentuk mekanisme sinergi antara faktor hereditas dan lingkungan dalam rangka terbentuknya perilaku.

Prosedur Pembentukan Perilaku
Menurut Skinner, perilaku merupakan interaksi antara perangsang dengan tanggapan. Sebelum diuraikan tentang prosedur pembentukan perilaku terlebih dahulu akan diuraikan tentang macam-macam tanggapan.
Menurut Notoatmodjo (1997), ada dua macam tanggapan, yaitu: Responden respons (refleksif atau perilaku responden). Responden respons merupakan tanggapan yang disebabkan oleh adanya rangsangan (stimulus) tertentu atau electing stimuli yang menimbulkan tanggapan yang relatif tetap.
Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit sesuai dengan tingkat-tingkat pemberian pelayanan kesehatan yang menyeluruh atau sesuai dengan tingkat pencegahan penyakit, yaitu: 


a. Perilaku peningkatan dan pemeliharaan kesehatan (health promotion behavior)

Contoh:

· Ibu-ibu memasak makanan yang bervitamin dan bergizi untuk keluarganya.
· Setiap Jumat pagi pegawai negeri sipil melakukan senam pagi bersama.


b. Perilaku pencegahan penyakit (health prevention behavior)

Contoh:
· Melaksanakan 3M (menimbun, membakar, dan menguras) untuk mencegah penyakit demam berdarah.
· Tidur memakai kelambu untuk mencegah gigitan nyamuk.
· Mengimunisasikan bayi/ anak ke fasilitas kesehatan.
· Penderita TBC tidak meludah di sembarang tempat untuk mencegah penularan terhadap orang lain.
· Penggunaan kondom untuk mencegah PMS.

c. Perilaku pencarian pengobatan (health seeking behavior)

  Contoh:

· Membeli dan meminum obat influenza dari warung atau toko obat.
· Berobat ke puskesmas, rumah sakit, dan dokter praktik.
· Berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan tradisional (sinshe, dukun, tabib, dan paranormal)

d. Perilaku pemulihan kesehatan (health rehabilitation behavior)

Contoh:

· Seorang penderita hepatitis melakukan diet dengan tidak makan makanan yang mengandung lemak.
· Seorang penderita patah tulang seminggu sekali ke fisioterapi sesuai anjuran dokter.

e. Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan

Perilaku ini adalah respons individu terhadap sistem pelayanan kesehatan modern maupun tradisional, meliputi:

· Respons terhadap fasilitas pelayanan kesehatan
· Respons terhadap cara pelayanan kesehatan

Egosentris

Takut istri dan keluarga tidak akan menerima kehadirannya karena penyakit yang dideritanya tidak kunjung sembuh. Regresi, salah satu perasaan yang timbul pada orang sakit adalah ansietas (kecemasan). Untuk mengatasi kecemasan tersebut, salah satu caranya adalah dengan regresi (menarik diri) dari lingkungannya.
Contoh:
·         Bila tidak diajak bicara atau ditanya, tidak akan berbicara atau berdiam diri.
·         Tidak berani méngungkapkan apa yang dirasakan.
Egosentris, mengandung arti bahwa perilaku individu yang sakit banyak mempersoalkan tentang dirinya sendiri. Perilaku egosentris, ditandai dengan hal-hal berikut.
a. Hanya ingin menceritakan penyakimya yang sedang diderita.
b. Tidak ingin mendengarkan persoalan orang lain.
c. Hanya memikirkan penyakitnya sendiri.
d. Senang mengisolasi dirinya baik dari keluarga, lingkungan maupun kegiatan.
Terlalu memperhatikan persoalan kecil, yaitu perilaku individu yang sakit dengan melebih-lebihkan persoalan kecil. Akibatnya pasien menjadi cerewet, banyak menuntut, dan banyak mengeluh tentang masalah sepele.
Reaksi emosional tinggi, yaitu perilaku individu yang sakit ditandai dengan sangat sensitif terhadap hal-hal remeh sehingga menyebabkan reaksi emosional tinggi.
Contoh:
·         Makan siang di rumah sakit agak terlambat sedikit, sudah marah-marah.
·         Perasaan sakit sedikit saja, sudah menangis.
·         Diberi nasihat baik-baik oleh perawat, malah tersinggung.
·         Tuntutan perhatian dan kasih sayang dari orang lain yang berlebihan.
Perubahan persepsi terhadap orang lain karena beberapa faktor di atas, seorang penderita sering mengalami perubahan persepsi terhadap orang lain.

Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui proses sensoris khususnya ma ta dan telinga terhadap objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku terbuka (overt behavior). Perilaku yang didasari pengetahuan umumnya bersifat langgeng.
Proses adopsi perilaku, menurut Notoatmodjo S. (1977) yang mengutip pendapat Rogers (1974), sebelum seseorang mengadopsi perilaku, di dalam diri orang tersebut terjadi suatu proses yang berurutan (akronim AIETA), yaitu: .
a.      Awareness (kesadaran), individu menyadari adanya stimulus.
b.      Interest (tertarik), individu mulai tertarik pada stimulus.
c.      Evaluation (menimbang-nimbang), individu menimbang-nimbang tentang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Pada proses ketiga ini subjek sudah memiliki sikap yang lebih baik lagi.
d.      Trial (mencoba), individu sudah mulai mencoba perilaku baru.
e.  Adoption, individu telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, sikap, dan kesadarannya terhadap stimulus.
Menurut Rogers, adopsi perilaku tidak selalu melewati tahap AIETA sehingga umurrmya perilaku baru tersebut tidak langgeng. Sebaliknya, perilaku yang melalui proses AIETA akan bersifat langgeng.
Contoh:

·         Ibu-ibu peserta KB yang menjadi akseptor karena diperintah, tanpa mengetahui terlebih dulu tujuan dan manfaat KB akan drop out sebagai akseptor KB setelah beberapa lama perintah tersebut dilaksanakan.

·         Ibu-ibu yang secara sadar mengimumisasikan anaknya, tertarik bahwa imunisasi dapat mencegah penyakit tertentu, telah menimbang untung-ruginya, kemudian mencoba, dan temyata benar, selanjutnya ia akan mengulangi perilaku tersebut.
Adaptasi, adalah suatu tindakan yang sudah berkembang dan dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran.
Contoh:
Masyarakat dapat membuat alat penjernihan air yang memenuhi syarat kesehatan, dari bahan yang murah dan sederhana.
Gangguan psikomotor
Menurut Maramis (1999) gangguan psikomotor, yaitu gangguan bempa gerakan badan yang dipengaruhi faktor psikologis. Terdapat beberapa bentuk gangguan psikomotor, yaitu:


a. Kelambatan, gangguan yang ditandai dengan gerakan dan reaksi tubuh secara umum lambat. Macam-macam bentuk kelambatan, antara lain:
  • Hipokinesis, hipoaktivitas yaitu gerakan atau aktivitas tubuh berkurang.
  • stupor katatonik: yaitu bentuk kelambatan yang ditandai dengan reaksi terhadap lingkungan yang sangat berkurang; gerakan sangat lambat; dan fidak memperhatikan lingkungan sekitamya.
  • Katalepsi: yaitu bentuk gangguan kelambatan psikomotor dengan mempertahankan posisi tubuh dalam waktu lama baik pada bagian tertentu maupun bila akan diubah.
  • Fleksibilitas serea: yaitu bentuk gangguan kelambatan psikomotor dengan mempertahankan posisi badan khususnya lengan atau tungkai yang dibuat Oleh orang lain.

b. Peningkatan, yaitu aktivitas dan reaksi umum meningkat.
  • Hiperkinesis, hiperaktivitas: yaitu bentuk gangguan psikomotor dengan adanya peningkatan aktivitas atau yang berlebihan.
  • Gaduh-gelisah katatonikz yaitu bentuk gangguan peningkatan psikomotor dengan aktivitas motorik yang meninggi, disertai dengan ketegangan, kecemasan, dan kebingungan yang kelihatannya tidak bertujuan, berulang-ulang, dan seakan-akan tidak dipengaruhi oleh stimulus eksternal.

c. Pandangan individu tentang dirinya dipengaruhi oleh bagaimana individu mengartikan pandangan orang lain terhadap dirinya.

d. Suasana keluarga yang serasi atau harmonis dan berpandangan positif akan mendorong kreativitas, menghasilkan perasaan yang positif dan berarti bagi anak.

e. Penerimaan keluarga akan kemampuan anak sesuai dengan perkembanganya sangat mendorong aktualisasi diri dan kesadaran akan potensi dirinya. Kepada anak-anak disarankan agar seminimal mungkin menggunakan kata-kata jangan, tidak boleh, dan nakal tanpa penjelasan lebih lanjut.

Komponen Konsep Diri
Terdapat lima komponen konsep diri,' yaitu gambaran diri (body image), ideal diri ( self ideal), harga diri (self esteem), peran diri (self role), dan identitas diri (self identity).
Gambaran diri adalah sikap individu terhadap tubuhnya, baik secara sadar maupun tidak sadar, meliputi: performance, potensi tubuh, fungsi tubuh, serta persepsi dan perasaan tentang ukuran dan bentuk tubuh. Hal-hal penting yang terkait dengan gambaran diri sebagai berikut.
  1. Fokus individu terhadap fisik lebih rnenonjol pada usia remaja.
  2. Bentuk tubuh, TB dan BB serta tanda-tanda pertumbuhan kelamin sekunder (mamae, menstruasi, perubahan suara, pertumbuhan bulu), menjadi gambaran diri.
  3. Cara individu memandang diri berdampak penting terhadap aspek psikologis. 
  4. Gambaran yang realistik terhadap menerima dan menyukai bagian tubuh, akan memberi rasa aman dalam menghindari kecemasan dan meningkatkan harga diri.
  5. Individu yang stabil, realistik, dan konsisten terhadap gambaran dirinya, dapat mendorong sukses dalam kehidupan.


Ideal diri adalah persepsi individu tentang perilakunya, disesuaikan dengan standar pribadi yang terkait dengan cita-cita, harapan, dan keinginan, tipe orang yang diidam-idamkan, dan nilai yang ingin dicapai. Hal-hal yang terkait dengan ideal diri:
a. Perkembangan awal terjadi pada masa kanak-kanak.

b. Terbentuknya masa remaja melalui proses identifikasi terhadap orang tua, guru, dan teman.

PSIKOLOGI KEPERAWATAN

Olch: Drs. Sunaryo, M.Kes



Previous
Next Post »